Sabtu, 26 Februari 2011

Dunia,sebenarnya adalah ibarat emas
yg
berkilauan,namun kenyataannya adalah
salju yg
berkilat bening,dan saat matahari
datang,maka ia
pun akan meleleh tak berarti.Di kiranya
tanaman
hijau selamanya,padahal tiba waktunya
ditunai
akan musnah dan dibakar dibelakang
rumah atau
dimakan binatang.Allah berfirman:
“ tidaklah hidup
di dunia ini,melainkan hanya permainan
dan
persendagurauan.Sesungguhnya
kampung
akherat adalah lebih baik bagi orang2 yg
bertaqwa.Apakah kamu tidak
memikirkan !”(QS.Al
AN AM:32).
Pada dasarnya manusia lahir kedunia ini
hanya
untuk bersujud kepada Allah, Namun
bukan
berarti harus over time. Perlu kita
ketahui bahwa
kehidupan yang kita lalui saat ini adalah
kunci
kedepan, Akhiratlah sebagai finalnya.
Firman Allah
Ta ’ala : Hidup di dunia ini. Tidak lain
hanyalah
suatu kesenangan dan permainan
belaka.
Sesungguhnya kampung akhirat itulah
kehidupan
yang sebenarnya jika mereka
mengetahuinya.
{Q.S. 29:64}
Kita dapat memahami secara jelas,
Kehidupan kita
di dunia ini hanyalah permainan,
kesenangan,
Bahkan bisa menjadi malapetaka bagi
kita sendiri.
Manusia umumnya hanya menjalani
kehidupan
ini apa adanya, tampa memahami
maknanya.
Apalagi jika sampai lalai dengan kilauan
dunia,
Maka kesesatanlah yang memicu
kehidupan.
Apapun yang kita miliki di dunia ini, baik
itu harta
yang melimpah, jabatan yang tinggi
belum tentu
kita akan hidup tenang. Katakan saja
anda kaya,
Punya jabatan tinggi dan sebagainya,
tetapi
apakah kekayaan dan jabatan itu bisa
membahagiakan anda? Belum tentu, jika
nafsu kita yang tidak pernah puas.
Kecuali bila seseorang sadar dan merasa
puas
dengan apa yg telah dititipkan oleh Allah
kepadanya, Barulah tergolong manusia
yang
bahagia.
Bagaimanapun indah dan suksesnya
meraih
dunia ini, dia tidak akan bahagia.
Manusia ada
watak dasar, yaitu bosan, gelisah, atau
selalu
khawatir dan khawatir.
Kekayaan yang dimilik oleh seseorang
pada
zaman sekarang ini tidaklah seberapa
jika
dibandingkan dengan kekayaan yang
dimiliki oleh
orang-orang pada zaman dahulu.
Andaikan
seluruh kekayaan orang-orang muslim
di seluruh
jagad ini, atau bahkan seluruh kekayaan
yang ada
di dunia ini dikumpulkan jadi satu, Tidak
ada
bandingnya dengan kekayannya Nabi
sulaiman,
belum lagi kekayaan Qorun pada zaman
Nabi
Musa. Jadi kekayan seseorang pada
zaman
sekarang belum sebanding dengan
kekayaan
umat pada masa lalu, terlebih lagi umat
islam
yang terkenal miskin jika dibandingkan
dengan
yahudi.
Andaikan kebahagian terletak pada
jabatan dan
kekayaan, Tentu Fir ’aun sudah bahagia
dan tentu
orang-orang amerika tidak ada yg
stress.
Menurut islam, kebahagiaan letaknya
tidak pada
jabatan dan kekayaan semata. Konsep
islam
secara menyeluruh mengenai
kebahagiaan atau
ketenangan ialah dengan cara
merohanikan segala
sesuatu yang berbentuk materi kepada
Allah
Ta ’ala.
Disisi lain rasulullah berpesan dalam
sabdanya :
Ada empat yang menjadikan
kebahagian bagi
seseorang: Yang pertama adalah
Memiliki istri
yang salehah. Kedua, Memiliki anak-
anak yang
berbakti. Yang ketiga adalah
mempunyai teman-
teman yang baik, dan yang keempat
adalah
rezekinya berada di negeri sendiri.’’ (HR.
Imam Ad
Dailami)
Dari hadist di atas dapat kita ambil
pertimbangan,
Sudahkah kita memiliki empat hal
tersebut? Jika
sudah berarti kita telah termasuk
golongan orang
yang beruntung dalam kehidupan ini.
Semua yang kita miliki di dunia ini
bersifat fana,
namun apabila yang kita miliki tersalur
pada jalan
yang baik dan benar, maka kita akan
mendapatkan ganjaran yang baik pula
dari Allah
S.W.T. Akan tetapi bila bertolak-
belakang dari itu
maka jangan heran jika kita akan
mendapatkan
ganjaran yang buruk.
Kunci yang paling utama untuk
menghindari diri
kita dari laknat Allah ialah Ilmu dan hati.
Dan ilmu
yang dimaksud adalah ilmu
pengetahuan dunia
dan akhirat supaya kita bias
memaksimalkan
lajunya kehidupan ini, Sehingga hati
selalu tepat
membisikkan mana yang hal yang
terbaik dan
yang kekal untuk kita.
Sadarilah bahwa kita manusia semakin
bertambah usia maka semakin dekat
pula dengan
liang lahat, walau sehebat apapun kita,
maut
takkan pernah mundur walau selangkah
pun.
Tetapi mengapa kita sebagai manusia
terkadang
selalu lupa dan tidak insaf. Mengapa
semakin tua
usia kita semakin dekat pula dengan
perbuatan
maksiat. Hal ini disebabkan dari
kurangnya
pengetahuan kita tentang hal ukhrawi,
Ada juga
yang tau banyak akan hal itu tapi tanpa
ada
pengamalan, maka hal tersebut sama-
sama
memiliki hasil yang nihil.
Selagi nyawa masih dikandung badan,
marilah
kita berusaha menjalani kehidupan ini
dengan
sebaik-baiknya. Mengerjakan amal
untuk ukhrawi
bukan berarti harus meninggalkan
kepentingan
dunia, Namun harus ada keseimbangan
antara
keduanya. Semoga kita tergolong
hamba yang
diberkahi di dunia dan mendapat
kebahagiaan di
akhirat nantinya, Amin ya rabbala
‘ alamin. Allahu
‘alam.

kata kata cinta

Sungguh menyakitkn
mencintai seseorang yang
tidak mencintaimu,
tetapi yang lebih menyakitkan
adalah mencintai seseorang
dan tidak pernah memiliki
keberanian untuk
mengutarakan cintamu
kepadanya.

Masa depan yang cerah selalu
tergantung kepada masa lalu yang dilupakan,

kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika
kamu tidak melupakan kegagalan
dan sakit hati di masa lalu.

Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika
kamu masih mau mencoba
jangan pernah menyerah jika kamu masih
merasa sanggup

jangan pernah mengatakan kamu tidak
mencintainya lagi
jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang
bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu!

Jangan mengharapkan balasan cinta,
tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya,
tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta
tumbuh dihatimu.

Apabila cinta tidak berhasil... bebaskanlah
dirimu... biarkan hatimu melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI... Ingatlah
bahwa kau mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya... tapi ketika cinta itu mati, kau
TIDAK perlu mati bersamanya.


Kata cinta sangat mudah diucapkan, tapi rasa
sayang sulit untuk diungkapkan, hanya orang-
orang yang peka terhadap kasih sayang yang
bisa merasakannya.


Cinta adalah memperhatikan dan memberi, tanpa
berharap untuk diperhatikan dan diberi